Minggu, 13 Mei 2018

Edukasi


PENGARUH KEBUDAYAAN HINDU, BUDHA dan ISLAM di INDONESIA

Masuknya budaya asing ke Indonesia disebabkan salah satunya karena adanya krisis globalisasi yang meracuni indonesia. Pengaruh tersebut berjalan sangat cepat dan menyangkut berbagai bidang kehidupan. Tentu saja pengaruh tersebut akan menghasilkan dampak yang sangat luas pada sistem kebudayaan masyarakat. Begitu cepatnya pengaruh budaya asing tersebut menyebabkan terjadinya goncangan budaya(culture shock), yaitu suatu keadaan dimana masyarakat tidak mampu menahan berbagai pengaruh kebudayaan yang datang dari luar sehingga terjadi ketidak seimbangan dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan.


MASUKNYA BUDAYA HINDU BUDHA DI INDONESIA

Perpaduan budaya Hindu-Budha melahirkan akulturasi yang masih terpelihara sampai sekarang. Akulturasi tersebut merupakan hasil dari proses pengolahan kebudayaan asing sesuai dengan kebudayaan Indonesia.
Pengaruh budaya hindu budha yang terjadi di Indonesia antara lain, Banyak ditemukannya patung-patung dewa Brahma, Wisnu, Siwa dan Budha di kerajaan, Kutai, Tarumanegara, Mataram kuno.
Munculnya sinkretisme(perpaduan dua atau ;lebih aliran) hal ini dapat dilihat pada peninggalan kerajaan jawa timur, seperti Singasari, Kediri, Majapahit. Di Jawa Timur lahir aliran Tantrayana, yaitu suatu aliran religi yang merupakan sinkretisme antara kepercayaan Indonesia asli dengan agama hindu budha.
Di Bali, kita dapat melihat bahwa candi yang menjadi pura tidak hanya untuk memuja dewa. Roh nenek moyang dalam bentuk Meru Sang Hyang Widhi Wasa dalam agama hindu sebagai manifestasi Ketuhanan Yang Maha Esa. Upacara Ngaben sebagai objek pariwisata dan sastra lebih banyak berasal dari Bali, bukan lagi dai India.
Hasil akulturasi budaya hindu budha dan Budaya asli Indonesia :
Sebelum budaya hindu budha masuk ke Indonesia, bangsa Indonesia menggunakan bahasa melayu dan jawa kuno, namun setelah budaya hindu budha masuk, Bangsa Indonesia menggunakan bahasa sansekerta dan bahasa podi.
Sebelum budaya hindu budha masuk ke Indonesia, di Indonesia dikenal dengan system pemerintahan yg dipimpin oleh kepala suku yang dipilih karna memiliki kelebihan dibanding anggota kelompook lainnya, namun setelah budaya hindu budha masuk, system pemerintahan terganti oleh system raja yang dianggap sebagai keturunan dewa yang mempunyai kelebihan dan mempimpin kerajaan atau pemerintahan secara turun-temurun. Digunakannya bahasa sansekerta dan huruf pallawa oleh bangsa Indonesia.


MASUKNYA BUDAYA ISLAM KE INDONESIA

Agama Islam masuk di nusantara dibawa oleh para pedagang muslim melalui dua jalur, yaitu jalur utara dan jalur selatan. Melalui jalur utara dengan rute : Arab (Mekah dan Madinah) – Damaskus – Bagdad – Gujarat (pantai barat India) – Nusantara. Melalui jalur selatan dengan rute: Arab (Mekah dan Madinah) – Yaman – Gujarat (pantai barat India) – Srilangka – Nusantara.
Cara penyebaran Islam di Nusantara dilakukan melewati berbagai jalan diantarannya adalah melalui perdagangan, sosial, dan pengajaran.
Hasil akulturasi budaya islam dengan kebudayaan Indonesia :
Masjid, dilihat dari segi arsitrekturnya, masjid-masjid kuno di Indonesia menampakaan gaya arsitektur asli Indonesia dengan ciri seperti atap masjid bertingkat serta pondasi nya kuat dan agak tinggi, ada serambi di depan atau di samping, contohnya adalah masjid agung Cirebon, masjid agung demak, dan masjid Baiturrahman di aceh dan masjid tersebut mendapat pengaruhislam seperrti adanya hiasan kaligrafi serta masjid yang memiliki kubah.
Ciri dari wijud akulturasi makam terlihat dari makam kuno yang dibangun di atas bukit atau tempat yang keramat, makam terbuat dari bangunan batu yang disebut jirat atau kijing. Pengaruh budaya islam pada makam di Indonesia terlihat pada hurufd dan bahasa Arab , misalnya makam puteri suwari di Leran, Gresik dan makam Sendang Dhuwur di atas bukit atau Tuban.
Pada bangunan istana yang berasal dari peninggalan zaman hindu budha sudah tidak dapat ditemukan lagi pada zaman islam.hal ini karena istana pada zaman itu dibuat dari bahan yang mudah hancur. Berbeda dengan bangunan istana para sultan yang umumnya dibuat dari bahan batu bata dan semen sebagai perekatnya. Istana raja merupakan benteng pertahanan terakhir dari suatu negara atau kerajaan


Karya Seni Rupa Terapan Daerah

Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa. Tiap-tiap suku bangsa memiliki budaya dan adat istiadat yang beraneka ragam. Keanekaragaman budaya tersebut salah satunya dapat dilihat pada karya seni rupa yang dihasilkan. Mengapa tiap daerah memiliki jenis dan ciri-ciri karya seni rupa yang berbeda satu dengan yang lain? Ada lima faktor yang menyebabkannya, yaitu:
1. Letak geografis tiap daerah;
2. Sifat dan tata kehidupan yang tidak sama;
3. Sistem kepercayaan dan adat-istiadat yang tidak sama;
4. Potensi alam yang berbeda di tiap daerah, serta
5. Adanya kontak dengan daerah lain.
Bagaimana jenis dan ciri-ciri karya seni rupa tiap-tiap daerah tersebut? Mari, kita bahas satu per satu.
1.   Karya Seni Keramik
Karya keramik dalam bentuk seni terapan banyak kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk karya seni keramik terap an di antaranya berupa perlengkapan makan dan minum, guci, peralatan memasak, serta hiasan bangunan. Salah satu daerah penghasil gerabah atau keramik yang terkenal adalah Lombok. Gerabah atau keramik dari daerah tersebut memiliki keistimewaan tersendiri. Seperti keramik Lombok yang dihiasi dengan anyaman rotan.

2.   Karya Seni Ukir
Seni ukir terapan yang dapat kita lihat misalnya pada mebel, hiasan bangunan, bingkai lukisan, dan bingkai cermin. Daerah-daerah yang terkenal dengan karya seni ukirnya yaitu Toraja, Bali, dan Jepara. Tiap daerah tersebut memiliki ciri atau keistimewaan sendiri-sendiri. Keistimewaan itu ter dapat dalam motif hias, bahan, maupun teknik pembuatannya. Hampir semua motif hias pada ukiran toraja berupa motif hias geometris yang tidak dapat kita temukan pada karya ukiran dari daerah lain. Lain halnya dengan ukiran bali. Ukiran bali kebanyakan bersifat naturalis. Ukiran bali kebanyakan berupa ukiran daun yang cembung dan gemuk, bentuk-bentuk mitologi kepala raksasa, gajah, dan naga.

3.    Karya Seni Tekstil
Seni tekstil dalam bentuk seni terapan di antaranya berupa kain batik, sarung tenun, dan aneka sulaman. Karya seni tekstil tersebut diaplikasikan pada benda-benda pakai, misalnya pakaian, taplak meja, sarung bantal, dan tas.
Di Indonesia batik dibuat di berbagai daerah, terutama di Pulau Jawa. Jawa Tengah merupakan pusat kegiatan pembatik an. Dua kota di wilayah ini yang paling produktif menghasilkan batik adalah Surakarta dan Pekalongan. Batik surakarta dan batik pekalongan memiliki keunikan tersendiri. Banyak ragam hias batik Surakarta yang mengan dung simbol. Sebagai contoh ragam hias sawat atau lar menyimbolkan mahkota atau penguasa, ragam hias meru menyimbolkan gunung atau tanah, dan ragam hias naga melambangkan banyu atau air. Warna-warna batik surakarta monoton, dan didominasi oleh warna-warna gelap, misalnya hitam, cokelat, dan merah marun. Sebaliknya, batik pekalongan lebih variatif dalam warna dan ragam hiasnya pun naturalistik.

4.   Karya Seni Topeng
Selain berfungsi sebagai properti tari, topeng juga sering difungsikan sebagai hiasan dinding. Daerah yang terkenal akan kerajinan topeng yaitu Surakarta, Bali, dan Jawa Barat. Topeng bali didominasi oleh bentuk raksasa jahat dengan lidah panjang yang menjulur keluar. Topeng surakarta bercirikan rias wayang orang gaya Surakarta, yaitu ksatria yang digambarkan dengan wajah putih, mata sipit, dan bibir demes atau rapi. Topeng jawa barat mendekati penggambaran wayang golek sunda dengan ciri umum humoris atau jenaka.

5.    Karya Seni Kerajinan Perak
Kotagede di Yogyakarta merupakan salah satu daerah yang terkenal dengan seni kerajinan perak. Adapun jenis-jenis kerajinan yang dihasilkan antara lain: aneka perhiasan, penahan tirai, penahan kawat nyamuk, dan miniature becak.

Edukasi

MACAM-MACAM GAYA

Dalam kegiatan sehari-hari kita sering melihat adanya suatu benda yang bisa bergerak atau berpindah posisi. Hal tersebut tidaklah terlepas dari adanya gaya. Nah sebenarnya apa itu gaya ? Gaya adalah suatu tarikan atau dorongan yang dapat membuat suatu benda bergerak atau berpindah tempat. Gaya sangat bermanfaat bagi kehiidupan kita. Ada beberapa jenis gaya dalam kehidupan ini, diantaranya ialah sebagai berikut :

1.     Gaya gesek

Gaya gesek adalah gaya yang terjadi sebagai gaya reaksi ketika suatu benda bergerak dan menyentuh suatu permukaan atau medium.
Contoh gaya gesek ini adalah perlambatan ketika ban mobil di rem. Contoh lainya ada drag (hambatan) ketika kita berenang diair.

2.     Gaya otot

Gaya otot adalah gaya yang diakibatkan oleh aktivitas otot manusia. Gerakan kontraksi dan relaksasi yang dilakukan oleh otot mengakibatkan timbulnya energi potensial pada benda.
Contoh dari gaya otot adalah ketika kita mendayung perahu atau mengayuh sepeda.

3.     Gaya gravitasi

 Gaya gravitasi adalah gaya yang diakibatkan oleh interaksi dari dua benda yang memiliki massa. Gaya gravitasi umumnya hanya terasa dari benda bermassa sangat besar, seperti planet bumi.
Contoh gaya gravitasi adalah gravitasi bumi yang menyebabkan bulan, satelit bumi, untuk mengelilingi bumi.
Contoh lainya adalah gaya gravitasi bulan yang menyebabkan fenomena pasang surut air laut saat bulan purnama.

4.     Gaya magnet

Gaya magnet adalah gaya yang diakibatkan dari magnet. Magnet yang berbeda arah akan saling tarik-menarik, dan magnet dari arah yang sama akan saling menolak. Gaya magnet berhubungan erat dengan gaya listrik dan disebut sebagai fenomena elektromagnetisme.
Contoh dari gaya magnet adalah kompas, yang ditarik oleh gaya magnet bumi sehingga selalu menunjuk arah utara dan selatan.

5.     Gaya listrik
Gaya listrik merupakan gaya yang ditimbulkan oleh muatan listrik suatu benda. Contoh gaya listrik terjadi ketika sisir plastik yang digosokkan pada rambut kering dapat menarik potongan-potongan kertas kecil. Sisir plastik yang telah digosok-gosokkan pada rambut kering akan bermuatan listrik, sehingga penggaris dapat menarik serpihan kertas tersebut. Gaya yang ditimbulkan oleh muatan listrik disebut gaya listrik.




GARUDA PANCASILA


Mengenal makna simbol-simbol sila Pancasila dalam lambang negara “Garuda Pancasila”

      Lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila penggunaannya diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 43/1958. Dalam pembelajaran kurikulum 2013 pada siswa SD/MI  tercantum juga dalam Kompetensi Dasar 3.1  yaitu memahami arti gambar pada lambang negara “Garuda Pancasila”. Bagian-bagian dalam Garuda Pancasila akan dijelaskan sebgai berikut : 

 Garuda
1.     Garuda Pancasila merupakan burung yang sudah dikenal melalui mitologi kuno di sejarah Nusantara (Indonesia), yaitu tunggangan Dewa Wishnu yang berwujud seperti burung elang rajawali. Garuda dipakai sebagai Simbol Negara untuk menggambarkan Negara Indonesia merupakan bangsa yang kuat dan besar.
2.     Warna keemasan di burung Garuda mengambarkan kejayaan dan keagungan.
3.     Garuda memiliki sayap, paruh, cakar dan ekor yang melambangkan tenaga dan kekuatan pembangunan.
4.     Jumlah bulu Garuda Pancasila mengambarkan hari / Tanggal proklamasi kemerdekaan Bangsa Indonesia, yaitu tanggal 17-Agustus-1945, antara lain: Jumlah bulu pada masing-masing sayap berjumlah 17, Jumlah bulu pada ekor berjumlah 8, Jumlah bulu di bawah perisai/pangkal ekor berjumlah 19, Jumlah bulu di leher berjumlah 45.

Perisai
1.     Perisai merupakan tameng yang telah lama dikenal dalam budaya dan peradaban Nusantara sebagai senjata yang melambangkan  perlindungan, pertahanan dan perjuangan diri untuk mencapai tujuan.
2.     Di tengah perisai terdapat sebuah garis hitam tebal yang menggambarkan garis khatulistiwa hal tersebut mencerminkan lokasi / Letak Indonesia, yaitu indonesia sebagai negara tropis yang dilintasi garis khatulistiwa.
3.     Pada perisai terdapat lima buah ruang yang mewujudkan dasar negara Pancasila.
4.   Warna dasar pada ruang perisai merupakan warna bendera Indonesia (merah-putih). dan pada bagian tengahnya memiliki warna dasar hitam.

Pita yang bertulis semboyan "Bhinneka Tunggal Ika"
1.     Sehelai pita putih dengan tulisan "Bhinneka Tunggal Ika" berwarna hitam dicengkeram oleh Kedua cakar Garuda Pancasila.
2.     Semboyan Bhinneka Tunggal Ika merupakan kutipan dari Kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular. Kata "bhinneka" memiliki arti beraneka ragam atau berbeda-beda, sedang kata "tunggal" berarti satu, dan kata "ika" bermakna itu. Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diartikan "Beraneka Satu Itu", yang bermakna meskipun berbeda beda tapi pada hakikatnya tetap satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk melambangkan kesatuan dan persatuan Bangsa Indonesia yang terdiri dari beraneka ragam ras, budaya, bahasa daerah, agama, suku bangsa dan kepercayaan.

Letak Warna Pada Bagian-bagian Garuda Pancasila
1.     Warna yang digunakan dalam lambang Garuda Pancasila tidak boleh diletakkan asal asalan karena warna warna itu telah ditentukan untuk diletakkan pada bagian-bagian yang ada pada lambang Garuda Pancasila.
2.     Warna hitam menjadi warna kepala banteng yang terdapat di lambang Garuda Pancasila. Warna hitam digunakan juga untuk warna perisai tengah latar belakang bintang, juga untuk mewarnai garis datar tengah perisai. dan Warna hitam juga dipakai sebagai warna tulisan untuk semboyan "Bhinneka Tunggal Ika".
3.     Warna merah digunakan untuk warna perisai kiri atas dan kanan bawah yang terdapat pada lambang Garuda Pancasila.
4.     Warna hijau digunakan sebagai warna pohon beringin.
5.     Warna putih dipakai untuk warna perisai kiri bawah dan kanan atas. warna putih juga diberi pada Pita yang dicengkeram oleh Burung Garuda Pancasila.
6.   Sedangkan Warna kuning diletakkan sebagai warna Garuda Pancasila, untuk warna bintang, rantai, kapas, dan padi.

Makna Warna pada Garuda Pancasila
Ada beberapa warna yang terdapat pada Lambang Garuda Pancasila. Warna-warna yang dipakai menjadi warna pada lambang Garuda Pancasila ini memiliki makna dan arti sebagai berikut:
1.      Warna putih memiliki arti kesucian, kebenaran, dan kemurnian.
2.      warna hitam memiliki makna keabadian.
3.      Warna merah memiliki artian keberanian.
4.      Warna hijau artinya adalah kesuburan dan kemakmuran.
5.      Warna kuning berarti kebesaran, kemegahan, dan keluhuran.


1                 Sumber: file:///G:/Makna%20simbolsimbol%20sila%20Pancasila%20dalam%20lambang%20negara%20%E2%80%9CGaruda%20Pancasila%E2%80%9D.htm






Edukasi

PENGARUH KEBUDAYAAN HINDU, BUDHA  dan ISLAM di INDONESIA Masuknya budaya asing ke Indonesia disebabkan salah satunya karena adanya kri...